Budi Cilok si Pengamen yang Punya Album 'Sewajarnya'
Jumat, 30 Agustus 2013 01:01 WIB
ist
Budi Cilok
- Budi Cilok
adalah penggemar loyal Iwan Fals, yang kebetulan timbre atau warna
suara-nya dekat sekali dengan Iwan Fals. Maka, tatkala dilakukan audisi
oleh Produser Rekaman dan pencinta musik asal Cimahi, Ainul Hidayat,
pada awalnya Budi ragu, “Apa pendapat orang jika saya nyanyi dianggap
niru suara Bang Iwan Fals? Saya nyaris frustrasi,” pengakuan Budi.
Pertanyaan ini tahunan mengganggu batin pria gagah bernama asli Budi
Mulyono ini. Sampai suatu hari ia berkonsultasi pada musisi senior
Heirrie Buchaery, yang akhirnya membuat aransemen 4 lagu,
"Warna suara itu berkah Allah, kamu harus optimalkan. Menurut saya,
karakter vokal Budi tetap beda dengan Iwan Fals, terutama jika diolah
untuk beda. Kebetulan saya pernah menggarap rekaman Iwan Fals, jadi tahu
harus dibawa kemana album Budi Cilok ini, “ ungkap Haery Buchaery.
Heirrie Buchaery, Sonata, Deny Kurniawan, dan Edi Daromi adalah para
musisi senior yang pernah mendukung rekaman dan panggung musik Iwan
Fals, lantas ditugasi Ainul Hidayat buat menangani rekaman Budi Cilok,
"Agar penggemar Iwan Fals juga gak salah persepsi dengan lahirnya
album Sewajarnya dari Budi Cilok, ini benar-benar keinginan kami untuk
mengisi ruang dengar industri rekaman Indonesia. Jika mereka yang
menangani rekamannya, hasilnya pasti beda, “ ujar Ainul Hidayat, yang
kemudian merilis album ‘Sewajarnya’ Budi Cilok melalui bendera ‘Aura Enterprise’.
Dengan label rekaman ini, Ainul telah menghasilkan 4 album.
Tentang karakter vokal yang ‘dekat’ dengan warna suara Iwan Fals mari kita simak nomor ‘Sepertiga Malam’ karya Budi Cilok
dengan musik garapan Sonata. Suara rendah Budi yang terdengar ‘tebal’,
lumayan dekat dengan karakter vokal Iwan Fals. Lagu ini bertema balada,
musik bertutur.
Juga pada lagu ‘Rapuh Bertahan’ ( Budi Cilok ) yang berwarna ballad rock, masih ada pengaruh Iwan Fals. Tapi Budi Cilok
mampu mengeluarkan karakternya sendiri, tatkala berpacu pada lagu-lagu
berwarna rock yang tegas, bahkan ada unsur metal-nya, seperti ‘Rombak’ (
ciptaan dan aransemen Sonata ), yang ‘rock banget; dengan memasang
gitar berdistorsi pada interlude ( tengah lagu )-nya.
Pada lagu ‘Pergerakan’ ciptaan Budi Cilok, musik oleh Budi, Babong,
Rudal dan Paunk, yang bertema protes sosial, warna speed metal
dihadirkan .
"Saya suka juga musik metal, lagu ini buat ke panggung, “ kata Budi.
Yang menarik adalah, ditampilkannya lagu ‘Syukur’ ( ciptaan Theo Singgih ), tema religinya pas sekali tatkala album Budi Cilok
ini dirilis pas Idhul Fitri 1434 H…..Lagu ini terdengar ngepop,
minimalis, agak dominan bunyi gitarnya. Lagu sejenis ini juga terdengar
pada ‘Titik Mimpi’ ( Sonata ) dan ‘Sewajarnya’ ( Budi Cilok ) yang dominan dengan gitar akustik.
‘Pemusik Jalanan’ Sejak Kelas 4 SD
Album Sewajarnya yang dirilis ‘Aura Enterprise’ pada tengah tahun ini
cukup menggetarkan industri rekaman, karena setelah album selesai
diproduksi, ada test case pasar pada kemampuan penetrasi album Budi Cilok dan clan-nya memasuki pasar rekaman dan panggung.
“Sampai Juli lalu, sedikitnya telah 3 kali Budi Cilok
dan band-nya tampil di panggung, terutama di Jawa Barat, penonton suka
pada penampilan Budi Cilok, “ kata Heirrie Buchaery, musisi yang
ditugasi mengawal panggung Budi.
“Karena musik balada dan rock, memang harus banyak ditonton di
panggung, gak cuma didengar, “ lanjut Ainul Hidayat, Eksekutif Produser.
Sejauh ini, Budi telah siap lahir batin,
“Saya telah siapkan band sendiri untuk manggung, sedapat mungkin
menghindari nyanyi dengan minus one. Tampil live dengan band terasa
lebih nyaman dan hidup, “ pendapat Budi Cilok.
Untuk launching album-nya secara resmi di Rolling Stone Café Jakarta,
29 Agustus ini, Budi akan tampil 9 - 12 lagu, terutama dalam sessi
performance malam hari. Budi akan tampil juga main gitar sambil menyanyi
untuk lagu ber-genre ballad rock, “Biar karakter baladanya akan tegas,
kaya lagu-lagunya God Bless atau Bang Iwan Fals, “ ujar Budi yang
menggemari Iwan Fals, Ian Antono dan Harry Roesli ini.
Budi Mulyono alias Budi Cilok
lahir di Bandung 28 Mei 1978. Pada Bens Leo ia mengaku mulai menjadi
pemusik jalanan sejak usia 10 tahun saat duduk di kelas 4 SD,
“Saya menyanyi, ngamen dengan gitar di atas bus, angkot bahkan bus
antar kota di Bandung, Cimahi dan Jakarta sejak kelas 4 SD sampai
sekitar tahun 1998. Di Jakarta saya banyak berkumpul dengan Pemusik
Jalanan di Bulungan, Jakarta Selatan, meski tak resmi bergabung dengan
Kelompok Penyanyi Jalanan-nya Anto Baret yang bermarkas di Wapress
Bulungan, " papar Budi.
Di Bandung, Budi banyak mendengar upaya almarhum Harry Roesli membina para Pemusik Jalanan belia, tapi Budi Cilok merasa tak beruntung, karena tak pernah berguru langsung dengan Harry Roesli, ‘
"Tapi upaya Kang Harry membina Pemusik Jalanan kaya kami, banyak
memberi spirit saya berkarya, dan bermimpi bisa rekaman, akhirnya saya
bisa rekaman 2 album bersama band Kampunkan yang saya bentuk di Cimahi
bersama kawan satu visi, " kata Budi.
Dan album solo Sewajarnya adalah album ketiga Budi Cilok.
Kedekatannya dengan Iwan Fals dibuktikan dengan ikut membangun OI
Bandung pada seputar tahun 1998. Melalui program acara wawancara radio
Panggung Musik Indonesia yang dipandu Bens Leo, dua hits single
‘Sepertiga Malam’ dan ‘Titik Mimpi’ mulai banyak masuk airplay radio
daerah dan banyak request ( permintaan ) buat diputar, terutama di radio
swasta di Jawa dan Kalimantan. Dua lagu ini juga merupakan single yang
telah siap promo melalui video klip-nya, yang disutradarai oleh clip
maker dari Bandung.